PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan
kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara
historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi.
Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi
eksistensial-humanistik.
Freud membandingkan jiwa dengan gunung es dimana
bagian lebih kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah kesadaran,
sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan
daerah ketidaksadaran (Koswara, 1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu
ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang
ditekan.
Prinsip dan
konsep dasar psikoanalisa :
1.
Organisasi kepribadian : conscious,
preconscious dan unconscious.
2.
Struktur kepribadian : id, ego dan
super ego
3.
Dasar motivasi – doronan instinktual
– tension rules
4.
Konflik, kecemasan
5.
Mekanisme pertahanan ego : represi,
proyeksi, displacement, rasionalisasi
Beberapa
praktek psikoanalisa adalah :
a. Kehidupan
mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa
diterapkan pada peredaan penderitaan manusia.
b.
Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
c. Perkembangan
pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadapa kepribadian di
masa dewasa.
B.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang
sebagai stuktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id, ego, dan
superego (Supratiknya, 1993: 32). Ketiga unsur atau sistem tersebut adalah
sebagai berikut :
·
Id
Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem
yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya,
id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang
dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
·
Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai
pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya
berdasarkan prinsip kenyataan.
·
Superego
Superego adalah sistem kepribadian yang berisikan
nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Adapun fungsi
utama dari superego adalah sebagai berikut :
1) Sebagai
pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls
tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
2) Mengarahkan
ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan.
3) Mendorong
individu kepada kesempurnaan.
C.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN
Dorongan-Dorongan
( Drives )
Menurut
Freud ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan
Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua
kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos.
Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan
Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata
Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih
belum dinamainya.
·
Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun,
kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan
akhir dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah
namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.
seksual atau
pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih jauh. Objek erotis
dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah. Sebagai contoh, seorang
bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari putting ibunya sebagai objek
seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol tangan sebagai objek
kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak bentuk yang lain,
seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang terakhir ini
memiliki komponen dorongan agresif.
·
Agresi
Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah
mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga
menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia
untuk mengendalikan agresi.
Contohnya perintah seperti “kasihilah sesamamu seperti
kamu mengasihi dirimu sendiri”.
Kecemasan (
anxiety )
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi
kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah
kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa
kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang
terhadap bahaya yang sedang mendekat.
Ada tiga macam
kecemasan :
Kecemasan
Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutran terhadap tidak
terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melalkukan suatu
tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Contohnya adalah
seseorang akan mengalami kecemasan ini karena kehadiran seorang guru, majikan,
atau figure otoritas lain.
Kecemasan
Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati
nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego.
Kecemasan moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang
anak percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara
moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk
bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral,
contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Kecemasan
Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya
dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang
ada. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika berkendara di
lalu lintas yang padat dan bergerak cepat di sebuah kota yang belum kita kenal.
Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut karena rasa takut tidak perlu
malibatkan suatu objek spesifik yang menakutkan, contohnya jika sepeda motor
kita tiba-tiba terpeleseta dan lepas kendali di atas sebuah jalan tol yang
bersalju.
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme penjagaan
ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud,
1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal kepada
sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan mengambil bentuk samaran
imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.
D.
MEKANISME
PERTAHANAN EGO
Mekanisme pertahanan merupakan suatu cara ekstrem yang
ditempuh oleh ego untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang
berlebihan-lebihan. Pertahanan-pertahanan pokok tersebut adalah represi,
proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi (Anna Freud, 1946). Menurut
Supratiknya (1993: 86), semua mekanisme pertahanan tersebut mempunyai dua ciri
umum yaitu :
1)
Mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsikan kenyataan.
2)
Mereka bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang sedang
terjadi.
Dalam Latipun (2010; 51) Freud mengemukakan banyak
bentuk mekanisme pertahanan diri yang dimanifestasikan dalam perilaku dan
bentuknya bermacam-macam. Adapun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri
tersebut sebagai berikut:
1.
Distorsi.
2.
Proyeksi.
3.
Regresi.
4.
Rasionalisai.
5.
Sublimasi.
6.
Salah sasaran (displacement).
7.
Identifikasi.
8.
Kompensasi.
E.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Tahap-tahap perkembangan menurut Freud ada lima, yaitu
:
- Tahap Oral
- Tahap Anal
- Tahap Phalik
- Tahap Laten
- Tahap Genita
F.
APLIKASI TEORI
PSIKOANALISA
Pertama, konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan
dan keinginan”.
Kedua, konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat
digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu
supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan
merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan
kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu
mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami
dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya.
Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa
kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik,
namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi
anak-anak dalam pembentukan moral individual.
Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu”
dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan.
Kelima, konsep
Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses bimbingan yang
dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan
Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar