Jumat, 22 November 2013

TEORI PSIKOANALISA



PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN

Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.

Freud membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan daerah ketidaksadaran (Koswara, 1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan.
Prinsip dan konsep dasar psikoanalisa :
1.                   Organisasi kepribadian : conscious, preconscious dan unconscious.
2.                   Struktur kepribadian : id, ego dan super ego
3.                   Dasar motivasi – doronan instinktual – tension rules
4.                   Konflik, kecemasan
5.                   Mekanisme pertahanan ego : represi, proyeksi, displacement, rasionalisasi
Beberapa praktek psikoanalisa adalah :
a.       Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia.
b.      Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
c.       Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadapa kepribadian di masa dewasa.

B.     STRUKTUR KEPRIBADIAN
Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai stuktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id, ego, dan superego (Supratiknya, 1993: 32). Ketiga unsur atau sistem tersebut adalah sebagai berikut :
·         Id
Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
·         Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada  dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. 
·         Superego
Superego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Adapun fungsi utama dari superego adalah sebagai berikut :
1) Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
2) Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan.
3) Mendorong individu kepada kesempurnaan.

C.    DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dorongan-Dorongan ( Drives )
Menurut Freud  ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.
·         Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.
 seksual atau pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih jauh. Objek erotis dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah. Sebagai contoh, seorang bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari putting ibunya sebagai objek seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol tangan sebagai objek kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak bentuk yang lain, seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang terakhir ini memiliki komponen dorongan agresif.
·         Agresi
Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi.
Contohnya perintah seperti “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”.
Kecemasan ( anxiety )
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat.
Ada tiga macam kecemasan :
Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutran terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melalkukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Contohnya adalah seseorang akan mengalami kecemasan ini karena kehadiran seorang guru, majikan, atau figure otoritas lain.
Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang anak percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika berkendara di lalu lintas yang padat dan bergerak cepat di sebuah kota yang belum kita kenal. Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut karena rasa takut tidak perlu malibatkan suatu objek spesifik yang menakutkan, contohnya jika sepeda motor kita tiba-tiba terpeleseta dan lepas kendali di atas sebuah jalan tol yang bersalju.
Kecemasan berfungsi  sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud, 1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal kepada sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan mengambil bentuk samaran imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.

D.    MEKANISME PERTAHANAN EGO
Mekanisme pertahanan merupakan suatu cara ekstrem yang ditempuh oleh ego untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan-lebihan. Pertahanan-pertahanan pokok tersebut adalah represi, proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi (Anna Freud, 1946). Menurut Supratiknya (1993: 86), semua mekanisme pertahanan tersebut mempunyai dua ciri umum yaitu :
1)      Mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsikan kenyataan.
2)      Mereka bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Dalam Latipun (2010; 51) Freud mengemukakan banyak bentuk mekanisme pertahanan diri yang dimanifestasikan dalam perilaku dan bentuknya bermacam-macam. Adapun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri tersebut sebagai berikut:
1.      Distorsi.
2.      Proyeksi.
3.      Regresi.
4.      Rasionalisai.
5.      Sublimasi.
6.      Salah sasaran (displacement).
7.      Identifikasi.
8.      Kompensasi.

E.     PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Tahap-tahap perkembangan menurut Freud ada lima, yaitu :
    1. Tahap Oral
    2. Tahap Anal
    3. Tahap Phalik
    4. Tahap Laten
    5. Tahap Genita
F.     APLIKASI TEORI PSIKOANALISA
Pertama, konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan”.  
Kedua, konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya.
Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual.
Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan.
Kelima, konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar